Nisbah Likuiditas

Definisi Nisbah Likuiditas

"nisbah yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank, perusahaan, atau peminjam untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu yang sudah ditentukan"

Kamus Besar Bahasa Indonesia

"nisbah yang mengukur kemampuan bank, perusahaan, atau peminjam untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo; nisbah ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar (liquidity ratio)."

Otoritas Jasa Keuangan

Apa Itu Nisbah Likuiditas?

Nisbah likuiditas ditandai dengan menghitung aktiva lancar dengan hutang lancar. Dalam hal ini aktiva lancar merupakan harta, aset, atau uang kas yang dapat ditukarkan menjadi uang tunai dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Kelompok aktiva lancar yakni kas, investasi, piutang wesel, piutang dagang, piutang penghasilan, persediaan, dan persekot.

Sementara hutang lancar merupakan hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun. Kelompok hutang lancar yakni hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak penjualan, dan pendapatan diterima di muka.

Cara Menghitung Nisbah Likuiditas

Untuk menghitung nisbah likuiditas terdapat rumus yang memasukkan nilai aktiva lancar dengan hutang lancar. Nantinya, hasil penghitungan antara aktiva lancar dengan hutang lancar akan menghasilkan rasio lancar. Berikut rumus yang digunakan. 

Rasio Lancar (Liquidity Ratio) = Aktiva Lancar (current assets)/Hutang Lancar (current liabilities)

Contoh, bila suatu perusahaan memiliki aktiva lancar senilai Rp10.000.000 dan hutang lancar sebesar Rp5.000.000. Maka perhitungan rasio lancarnya adalah:

Rasio Lancar (Liquidity Ratio) = Rp10.000.000/Rp5.000.000 = 2,0

Besarnya angka rasio lancar yang dihasilkan dari perhitungan tersebut memiliki indikator tersendiri. Bila rasio yang dihasilkan lebih dari 1,0 kali, maka perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam melunasi hutang. Tetapi bila rasio lancarnya di bawah 1,0 kali maka kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang masih dipertanyakan. Kemudian, jika rasio lancar yang dihasilkan nilainya lebih dari 3,0 kali maka bisa jadi perusahaan tersebut tidak mampu memutarkan uangnya dengan baik.


Istilah terkait yang ini

Mau cari istilah lain? 🔍