Break Even Point (BEP)
Definisi Break Even Point (BEP)
Apa itu Break-even Point? Break-even Point dalam istilah akuntansi disebut dengan analisis titik impas. Sebuah kondisi dimana besarnya jumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualan. Total laba dan rugi ada pada posisi 0 titik, artinya pada titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian atau mendapat keuntungan. Perhitungan BEP sangat penting dilakukan sebagai acuan dalam analisis proyeksi jumlah unit yang harus diproduksi dan biaya yang harus dikeluarkan, serta harga penjualan yang harus didapat agar mencapai titik impas dan bisnis tidak mengalami kerugian.
karyawaone.co.id, jurnal.id, leekr.co
Manfaat Break-even Point? Dengan adanya perhitungan Break-even Point (BEP), perusahaan bisa menghitung target minimal penjualan agar bisa mendapatkan keuntungan yang diinginkan, terlepas dari untuk menutupi modal awal biaya produksi yang dikeluarkan. Break-even Point juga sering digunakan oleh para pelaku saham. Kalkulasi saham yang dibuat dengan menggunakan metode BEP saat melakukan kegiatan jual beli saham dapat menganalisa kapan yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus menjual (put).
karyawaone.co.id, jurnal.id, leekr.co
Tujuan BEP
- Membantu perusahaan menentukan kapasitas produksi setelah tercapainya BEP serta mengetahui perkiraan laba atau keuntungan yang bisa didapatkan secara maksimal.
- Kemudahan dalam menentukan langkah bisnis selanjutnya yang lebih efisien, misalnya menggantikan SDM dengan otomotif
- Perusahaan dapat memahami perubahan nilai keuntungan saat harga produk mengalami perubahan.
- Menunjukkan kerugian sehingga perusahaan mampu mengantisipasinya saat terjadi penurunan penjualan.
Manfaat Perhitungan BEP
- Menjadi pedoman bagi perusahaan atau pebisnis guna memberi nilai investasi secara tepat dan dapat mengimbangi biaya produksinya.
- Menjadi bahan analisis perusahaan guna mengetahui nilai transaksi atau jual beli sahamnya, serta proyeksi finansial perusahaan dan perencanaan anggarannya.
- Menjadi patokan untuk menentukan margin.
- Membuat pebisnis lebih jeli dalam bidang usahanya dan terus melakukan inovasi agar bisa terus berkembang.
Cara serta Contoh perhitungan BEP
BEP Dihitung menggunakan empat komponen utama, yakni:
- Fixed Cost (Biaya Tetap) yaitu biaya yang harus tetap dikeluarkan perusahaan meskipun terdapat perubahan jumlah produksi, seperti biaya gaji karyawan tetap, biaya sewa tempat, biaya penyusutan, bunga bank, dan sebagainya.
- Variable Cost (Biaya Variabel) adalah biaya proporsional yang disesuaikan dengan volume produksi, misalnya biaya upah lembur, biaya bahan baku, BBM, dan sebagainya.
- Revenue (Pendapatan) yaitu total dari uang yang diterima dari hasil penjualan.
- Profit (Laba) yakni selisih antara total penghasilan dikurangi dengan biaya tetap dan biaya variabel.
BEP Unit
Rumus BEP ini didapat dari fixed cost dibagi margin kontribusi setiap unit. Nilai margin tersebut didapatkan dari selisih harga jual dengan variable cost per unit. Nilai margin juga bisa didapatkan dari hasil bagi antara jumlah keseluruhan penjualan dengan variable cost.
BEP Unit = (Fixed Cost)/(harga unit – variable cost unit)
BEP Nilai Penjualan
Rumus BEP lainnya dihitung berdasarkan hasil dari nilai penjualan.
BEP=biaya tetap/(1-(variable cost/harga))
BEP Mata Uang
Rumus ini digunakan saat perusahaan ingin mengetahui nilai BEP sesuai satuan mata uang yang dipakai. Caranya dengan membagi biaya tetap dengan hasil pembagian kontribusi margin unit dengan harga unitnya.
BEP Mata Uang = (Fixed cost) / (Kontribusi margin unit/harga unit)
Contohnya,
Perusahaan X bergerak dalam bisnis penjualan kue. Dalam bisnis tersebut, Perusahaan X mempunyai biaya tetap berupa pajak properti, biaya sewa, serta gaji eksekutif sejumlah 37,5 juta. Sedangkan biaya variabel perusahaan tersebut untuk memproduksi kue adalah 15 ribu per unit, dengan harga jual 90 ribu.
Agar bisa mengetahui Break Even Point, kamu bisa menghitungnya menggunakan rumus:
BEP = 37.500.000 / (90.000-15.000)= 500
Berdasarkan perhitungan tersebut, Perusahaan X harus menjual sebanyak 500 unit agar bisa mencapai Break Even Point atau titik impas bisnisnya.
Faktor peningkat BEP
- Peningkatan Penjualan
Meningkatkan aktivitas produksi untuk mengimbangi peningkatan penjualan sehingga BEP akan mengalami kenaikan untuk menutup biaya penambahan produksi tersebut.
- Biaya Produksi Meningkat
Tidak hanya biaya produksi, BEP juga dapat meningkat akibat kenaikan biaya sewa gedung, gaji karyawan, ataupun biaya utilitas.
- Perbaikan Peralatan
Kenaikan BEP disebabkan oleh jumlah target unit yang tidak bisa diproduksi sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.Selain itu, kegagalan produk ataupun peralatan juga dapat berujung pada meningkatnya biaya operasional, sehingga titik impasnya menjadi lebih tinggi.
Istilah terkait yang ini
